Wak Cik...
Air mata masih saja mengalir jika ku dengar cerita dari sanak keluarga dan teman-teman tentang Wak Cik.
Satu cerita yang membuatku bergidik, yang ku kira hanya terjadi di film.
ada salah satu Bapak yang menurut ceritanya Wak Cik pernah menolong beliau ketika beliau kecelakaan dan sekarat di jalanan yang sepi seorang diri.
Wak Cik mengantarnya ke rumah sakit dan menungguinya hingga keluarganya datang.
aku pikir jaman sekarang sudah jarang orang yang memiliki jiwa penolong seperti Wak Cik.
Wak Cik...
air mata ini belum berhenti dengan utuh ketika tadi ada salah satu sanak kita yang datang ke rumah menangis dan tak percaya bahwa Wak Cik sudah meninggal dunia.
Wak Cik...
air mata ini tak bisa berhenti dengan utuh kala orang-orang menceritakan tentang kebaikan Wak Cik, ketika Wak Cik menolong orang-orang itu
Wak Cik...
orang yang sangat royal baik tenaga maupun materi
Wak Cik...
entah kenapa lebaran Idul Fitri lalu, THR dari Wak Cik tidak ku buat jajan. uangnya masih di dalam amplop rapi di dalam dompetku. itulah THR terakhir yang ku terima dari Wak Cik.
Wak Cik...
Senyuman dan salam sujud terakhirku ketika aku akan berangkat ke Bangka saat usai libur lebaran idul fitri dan semester kala itu, menyesal kenapa tak pernah ku peluk tubuhmu itu.
Wak Cik...
Maafkan atas segala kesalahanku
Wak Cik...
aku masih saja ani yang "si kurus" yang engkau sayangi
Wak Cik...
ketika ku panggil "Wak Cik" kenapa ada ngilu di dalam dadaku?
Wak Cik...
kenapa mataku masih saja digenangi air mata?
Wak Cik...
Semoga bahagia disana
ANI SAYANG WAK CIK SELAMANYA
PAHLAWANKU YANG UTUH !
Air mata masih saja mengalir jika ku dengar cerita dari sanak keluarga dan teman-teman tentang Wak Cik.
Satu cerita yang membuatku bergidik, yang ku kira hanya terjadi di film.
ada salah satu Bapak yang menurut ceritanya Wak Cik pernah menolong beliau ketika beliau kecelakaan dan sekarat di jalanan yang sepi seorang diri.
Wak Cik mengantarnya ke rumah sakit dan menungguinya hingga keluarganya datang.
aku pikir jaman sekarang sudah jarang orang yang memiliki jiwa penolong seperti Wak Cik.
Wak Cik...
air mata ini belum berhenti dengan utuh ketika tadi ada salah satu sanak kita yang datang ke rumah menangis dan tak percaya bahwa Wak Cik sudah meninggal dunia.
Wak Cik...
air mata ini tak bisa berhenti dengan utuh kala orang-orang menceritakan tentang kebaikan Wak Cik, ketika Wak Cik menolong orang-orang itu
Wak Cik...
orang yang sangat royal baik tenaga maupun materi
Wak Cik...
entah kenapa lebaran Idul Fitri lalu, THR dari Wak Cik tidak ku buat jajan. uangnya masih di dalam amplop rapi di dalam dompetku. itulah THR terakhir yang ku terima dari Wak Cik.
Wak Cik...
Senyuman dan salam sujud terakhirku ketika aku akan berangkat ke Bangka saat usai libur lebaran idul fitri dan semester kala itu, menyesal kenapa tak pernah ku peluk tubuhmu itu.
Wak Cik...
Maafkan atas segala kesalahanku
Wak Cik...
aku masih saja ani yang "si kurus" yang engkau sayangi
Wak Cik...
ketika ku panggil "Wak Cik" kenapa ada ngilu di dalam dadaku?
Wak Cik...
kenapa mataku masih saja digenangi air mata?
Wak Cik...
Semoga bahagia disana
ANI SAYANG WAK CIK SELAMANYA
PAHLAWANKU YANG UTUH !